BERITASERUYAN.COM– Pasangan suami istri (pasutri) Hendriyanto (45) dan Rika Masroja (40), tengah merintis usaha pembuatan gula merah nipah di daerah Sungai Undang, Kecamatan Seruyan Hilir. Usaha yang mereka mulai dari nol itu telah berjalan selama lima bulan dan masih dalam tahap pengembangan. Meski sempat mengalami kegagalan di tiga bulan pertama, pasangan ini terus berusaha untuk menyempurnakan proses produksi gula merah dari pohon nipah.
Dalam proses pembuatan gula merah, Hendriyanto menjelaskan bahwa teknik dan kesabaran sangat dibutuhkan. “Kadang jika sore hari, kami mendapatkan 1–2 liter air nira dari batang nipah,” ujarnya. Menurutnya, pemilihan buah nipah yang tepat sangat penting. Buah yang terlalu kecil tidak bisa digunakan, sementara yang berukuran sedang adalah pilihan terbaik.
Teknik penggoncangan batang nipah juga harus dilakukan dengan hati-hati. “Saat menggoncang batang, awalnya airnya memang ada, tapi tidak terlalu deras. Biasanya, setelah separuh batang diproses, airnya akan berhenti keluar,” jelas Hendriyanto.
Dalam prosesnya, batang nipah juga harus diusap perlahan untuk melembutkan benang-benang di dalamnya agar aliran air nira lebih lancar. Setiap hari, Hendriyanto dan istrinya menggoncang batang nipah secara bergantian. Proses ini memakan waktu hingga 30 menit per batang untuk mendapatkan hasil maksimal.
Saat ini, produksi gula merah nipah Hendriyanto masih terbatas dan dijual kepada warga lokal dengan harga Rp30.000 per kilogram. Meski begitu, pasangan suami istri ini optimis dapat mengembangkan usaha mereka ke skala yang lebih besar di masa depan.
“Kami masih terus belajar dan mencoba berbagai cara untuk meningkatkan produksi. Harapannya, usaha ini bisa lebih berkembang dan menjangkau pasar yang lebih luas,” kata Rika.
Meskipun tantangan cukup berat, Hendriyanto tetap optimistis usahanya akan berkembang. Ke depannya, ia berharap bisa meningkatkan kapasitas produksi dan memperluas pemasaran gula merah nipah sebagai produk lokal unggulan dari Sungai Undang. (WD)