BERITASERUYAN.COM– Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Seruyan, Dr. Reson Rusdianto, menjelaskan alasan matinya sejumlah wifi publik di daerah tersebut. Menurutnya, sebelumnya setiap dinas mengelola wifi publik masing-masing. Namun, dengan transformasi digital, pengelolaan wifi kini harus terpusat di Diskominfo.
Pada tahun 2024, Diskominfo mulai mengelola seluruh wifi publik di perangkat daerah, dari Kuala Pembuang hingga Hanau. Salah satu inovasi yang diterapkan adalah program di Stadion Gagah Lurus, yang bertujuan meningkatkan literasi digital masyarakat dengan menyediakan akses internet gratis. Program ini mendapat respons positif dengan jumlah pengguna yang sangat tinggi sepanjang tahun.
Memasuki 2025, terdapat beberapa kendala dalam pengelolaan wifi publik, di antaranya, Perubahan Sistem Katalog Pengadaan, Sebelumnya, pengadaan wifi menggunakan sistem Katalog V5, berdasarkan surat dari Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), mulai 30 Oktober 2024, sistem harus beralih ke Katalog V6. Per 1 Januari 2025, setiap pemerintah daerah wajib menggunakan Katalog V6, namun Diskominfo Seruyan belum sepenuhnya siap.
Kementerian Keuangan mengeluarkan surat edaran terkait pemotongan anggaran. Instruksi Presiden juga menegaskan perlunya efisiensi, termasuk pengurangan anggaran untuk studi banding, percetakan, dan publikasi. Surat dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) juga menguatkan kebijakan efisiensi ini, sehingga daerah harus menunggu kepastian terkait jumlah anggaran yang akan dipotong.
Untuk memastikan layanan internet gratis tetap berjalan, Diskominfo Seruyan berencana berkoordinasi dengan Bupati yang baru, Ahmad Selanorwanda. Dalam waktu dekat, Diskominfo akan membuka kembali lima titik wifi publik agar masyarakat tetap dapat menikmati fasilitas internet dari pemerintah daerah.
Dengan langkah ini, diharapkan akses digital bagi masyarakat Seruyan tetap terjaga meskipun ada kendala dalam sistem pengadaan dan efisiensi anggaran. (WD)