BERITASERUYAN.COM– Di sebuah rumah sederhana di Jalan Ais Nasution, Sungai Udang, Kuala Pembuang, Rusdawati yang akrab disapa Acil Ida (56) menjalankan usaha rumahan yang unik dan berakar pada tradisi lokal yaitu pembuatan terasi yang diberi nama Acan Acil Ida. Acan, makanan fermentasi khas Kalimantan Tengah ini, dibuat dari udang segar pilihan, atau yang lebih dikenal dengan udang tapai atau udang rebon.
Keistimewaan Acan Acil Ida terletak pada penggunaan bahan-bahan alami tanpa campuran bahan pengawet atau tambahan seperti labu dan pisang yang sering ditemukan pada produk serupa di daerah lain. Ida sendiri hanya menggunakan sedikit air garam untuk mempertahankan keaslian rasa udang.
Proses pembuatan Acan Acil Ida membutuhkan kesabaran dan ketelatenan. Dimulai dengan penumbukan udang sebanyak dua kali, diikuti dengan penjemuran di bawah terik matahari juga sebanyak dua kali. Setelah itu, adonan udang yang telah dijemur kemudian diperam di dalam karung selama beberapa hari. Menurut Ida, setiap tahapan harus dilakukan dengan cermat karena sedikit saja kesalahan dapat memengaruhi kualitas akhir acan.
Total waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan Acan Ibu Ida yang berkualitas adalah sekitar empat hari, “Proses yang paling rumit dan melelahkan adalah saat menumbuk udang,” ujar Ibu Ida, yang telah menjalankan usaha ini selama 2 tahun lebih. Meskipun melelahkan, Ida tetap mempertahankan cara tradisional ini untuk menjaga cita rasa dan kualitas acan yang khas.
Acan Acil Ida dijual dalam kemasan cup dengan harga Rp 10.000 per cup. Keunggulan lain dari produk ini adalah daya tahannya yang mencapai satu tahun, menjadikannya oleh-oleh yang ideal bagi wisatawan atau buah tangan bagi keluarga dan kerabat. Acan Acil Ida menjadi bukti bahwa dengan ketekunan dan kecintaan pada tradisi lokal, sebuah usaha rumahan dapat berkembang dan menjadi sumber penghidupan yang berkelanjutan. (WD)