BERITASERUYAN.COM- Demam Berdarah Dongue (DBD) yang sangat berbahaya bagi manusia terus melanda Kabupaten Seruyan hingga saat ini dan menyebabkan gedung Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kuala Pembuang dipenuhi masyarakat di wilayah setempat.
Sebelumnya Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Seruyan Bahrun Abbas telah menjelaskan, bahwa terjadi peningkatan kasus DBD di Bumi Gawi Hatantiring itu, yakni mencapai 480 kasus dari bulan Januari hingga Juli dan menyebabkan empat (4) orang meninggal dunia.
Salah seorang masyarakat Kuala Pembuang berinisial S (32) yang mengantar keluarganya untuk berobat ke RSUD Kuala Pembuang, karena mengalami gejala DBD harus membawa pulang keluarganya tersebut sebab hampir tidak ada ruang yang dapat digunakan.
“Mestinya, dengan adanya peningkatan kasus DBD yang cukup tinggi tersebut pihak RSUD Kuala Pembuang harus memperhatikan fasilitas pelayanan seperti ruang perawatan atau ruang inap. Jadi, dengan terpaksa kami bawa pulang saja,” katanya, Minggu (6/8).
Ia mengungkapkan, selain dirinya banyak juga masyarakat yang terpaksa tidur di koridor, karena ruangan yang tidak cukup. “Contohnya Ruangan Anggrek yang awalnya hanya cukup untuk satu kasur, dipaksa ditambah satu kasur lagi sehingga membuat ruangan tersebut sesak,” ucapnya.
Lebih lanjut, S menyoroti kebijakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Seruyan yang bersikap biasa saja terhadap masalah DBD ini, seakan-akan tidak terjadi apa-apa padahal sudah ada korban jiwa.
“Pemkab Seruyan harus menetapkan darurat DBD. DBD ini sangat berbahaya bagi masyarakat. Siapa pun. Dari kalangan manapun. Kasihan, jika terus menerus hanya sosialisasi tanpa kerja konkret. Sekali lagi, sudah ada korban jiwa karena DBD ini,” pungkasnya. (Ys)