BERITASERUYAN.COM- Kepala Polisi Resor (Kapolres) Kabupaten Seruyan AKBP Ampi Mesias Von Bulow, S.I.K, M.H. menyebutkan, kericuhan yang terjadi antara masyarakat Kecamatan Seruyan Tengah dengan pihak kepolisian dan PT Bangun Jaya Alam Permai (BJAP) pada Rabu (8/7) seharusnya tidak terjadi.
Menurutnya, sebelumnya Polres Seruyan telah mengeluarkan himbauan untuk tidak melakukan panen massal di wilayah PT BJAP pada 16 Juni yang lalu. Akan tetapi, himbauan tersebut tidak dipedulikan oleh masyarakat, sehingga pihaknya kemudian melakukan patroli guna mengamankan situasi di lapangan.
“Kita sudah memberikan himbauan kepada masyarakat untuk tidak melakukan panen massal dengan PT BJAP. Kita juga menginginkan bahwa tuntutan plasma yang diinginkan oleh masyarakat dapat ditempuh dengan cara-cara yang lebih persuasif, seperti mediasi,” katanya, Sabtu (8/7).
AKBP Ampi Mesias Von Bulow, S.I.K, M.H. menjelaskan, saat pihaknya melakukan pengamanan di lapangan pada Rabu (6/7) sejumlah massa melakukan penghadangan dan menuntut agar pihaknya membebaskan enam (6) orang yang diduga aktor dibalik aksi panen massal tersebut.
“Dari situlah, kericuhan mulai terjadi. Massa mulai melakukan tindakan anarkis. Kami tetap menahan diri agar tidak terpancing dan tetap mengutamakan tindakan persuasif. Akan tetapi, karena kondisi semakin memanas dan kericuhan pun tidak dapat dihindarkan,” ujarnya.
Pasca kericuhan tersebut, AKBP Ampi Mesias Von Bulow, S.I.K, M.H. berharap, dengan adanya pertemuan mediasi antara Polres Seruyan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Seruyan, perwakilan masyarakat, dan pihak PT BJAP pada Sabtu (8/7) di Kecamatan Hanau dapat menghasilkan solusi konkret.
“Tentunya, saya berharap, dengan adanya pertemuan hari ini di Kecamatan Hanau akan menghasilkan solusi konkret untuk menyelesaikan permasalahan ini. Harapan saya, setelah kericuhan ini situasi dan kondisi berjalan dengan harmonis, sehingga tidak memunculkan kericuhan-kericuhan berikutnya yang tentu merugikan banyak pihak, termasuk masyarakat itu sendiri,” pungkasnya. (Ys)
