BERITASERUYAN.COM- Dengan masih tingginya resiko terpapar Covid-19 di Kabupaten Seruyan, Dinas Kepemudaan, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan (Disporaparbud) setempat belum bisa memastikan tempat wisata pantai Sungai Bakau dibuka saat libur lebaran Idul Fitri 1442 H kali ini.
Destinasi wisata pantai Sungai Bakau yang ada di desa Sungai Bakau Kecamatan Seruyan Hilir Timur itu kerap dijadikan wadah bagi masyarakat untuk memnafaatkan momen libur lebaran, ada yang bersama keluarga, teman dan lain sebagainya. Wisata tersebut yang paling banyak diminati masyarakat dan ramai dikunjungi dibanding wisata lainnya di Seruyan. Melihat berpotensi terjadinya kerumunan, Disporaparbud belum bisa memastikan apakah tetap dioperasionalkan saat liburan lebaran mendatang.
Kepala Disporaparbud Seruyan, Rijali Hady mengatakan, untuk membuka tempat-tempat wisata yang ada di Seruyan seperti objek wisata Sungai Bakau di momen libur lebaran kali ini, pihaknya masih belum bisa memastikan dan masih memantau perkembangan Covid-19 di Seruyan. Hal tersebut dilakukannya untuk memastikan jika suatu saat tetap dibuka bisa menjamin keselamatan masyarakat dan tidak menimbulkan cluster baru.
“ Kami akan terus memantau angka Covid di Seruyan apabila bertambah kemungkinan besar akan ditutup,” bebernya.
Disamping itu, selain memantau perkembangan status Covid-19 di Seruyan, dirinya akan melakukan koordinasi dengan kepala daerah, dan juga kepolisian setempat, dinas perhubungan, satuan petugas penanganan covid dan instansi terkait lainnya.” Dengan begitu kita lebih mudah memutuskan apakah wisata tersebut tetap dibuka ataupun ditutup, karena mereka lebih memahami dampaknya jika wisata tersebut tetap dibuka,” pungkasnya.
Ia mengungkapkan, untuk keputusan apakah wisata sungai bakau dan wisata dikecamatan lainnya dibuka saat lebaran nanti, kemungkinan akan diinformasikan kepada masyarakat satu minggu sebelum lebaran idul fitri nanti melalui surat edaran kepala daerah.” Semoga saja hasilnya yang terbaik, jika tetap diperbolehkan beroperasional kami sudah menyiapkan strategi penerapan prokes di lapangan,” ujarnya.
Namun menurutnya, yang paling sulit adalah penerapan pembatasan jarak para pengunjung. Seperti pada lebaran biasanya antusias pengunjung cukup banyak dibanding hari-hari umum lainnya, sehingga hal tersebut bisa menjadi pertimbangan jika wisata tersebut tetap dibuka. Wisa
“ Namun kami tetap berupaya semaksimal mungkin untuk mengatur prokes di lapangan, jika seandainya tetap dibuka, dari pintu masuk pun kami akan siapkan petugas untuk mengukur suhu dan juga mengarahkan para pengunjing untuk prokes lainnya,” ujar Rijali.
Sementara itu dikatakannya, kemungkinan besar pengunjung pada leberan kali ini hanya dari masyarakat lokal saja, karena sudah adanya aturan larangan mudik yang di tetapkan di Seruyan sehingga kemungkinan masyarakat luar tidak dapat berkunjung.” Hal yang seperti ini bisa jadi pertimbangan kepala daerah untuk tetap membuka wisata tersebut, dan kita berdoa saja keputusannya yang terbaik” tutup Rijali. (Jib)