PALANGKA RAYA – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Tengah (Kalteng) terus berkomitmen dalam mendorong hilirisasi Sumber Daya Alam (SDA) untuk meningkatkan nilai tambah serta kesejahteraan masyarakat. Salah satu langkah strategis yang tengah dipersiapkan, yakni pembangunan fasilitas smelter di wilayah Sampit.
Plt Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kalteng, Leonard S. Ampung mengungkapkan, bahwa tencana pembangunan smelter merupakan bagian dari strategi Pemprov Kalteng guna mengurangi ketergantungan ekspor bahan mentah.
“Pembangunan smelter ini penting agar hasil tambang, khususnya mineral seperti zirkon dan lainnya, tidak langsung dijual mentah. Kita ingin agar proses pengolahannya bisa dilakukan di dalam daerah, sehingga nilai tambahnya lebih besar,” ucap Plt Sekda, Senin (15/9/2025).
Pembangunan smelter sendiri bukan sekadar proyek infrastruktur, melainkan instrumen penggerak ekonomi lokal. Hadirnya industri pengolahan di Sampit diyakini mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, baik pada tahap konstruksi maupun saat beroperasi.
“Lapangan kerja akan tercipta, aktivitas ekonomi masyarakat meningkat dan tentu akan berdampak pada penurunan angka kemiskinan,” lanjut Leonard.
“Sampit secara geografis cukup strategis, dekat dengan wilayah tambang dan infrastrukturnya juga relatif lebih siap dibanding daerah lain. Ini hasil kajian bersama tim teknis,” jelas Plt Sekda.
Pembangunan smelter di Sampit, juga dinilai selaras dengan strategi pengembangan kawasan ekonomi telah dirancang Pemprov Kalteng yang dibagi ke dalam tiga zona utama, yakni Barat, Tengah dan Timur.
Zona Barat, termasuk Kotawaringin Timur yang diproyeksikan sebagai pusat industri pengolahan SDA dan pelabuhan.
Pemerintah Provinsi Kalteng membuka komunikasi aktif dengan sejumlah investor nasional maupun internasional. Dengan harapan agar proyek pembangunan smelter di Sampit dapat segera masuk tahap konstruksi pada tahun mendatang setelah seluruh izin serta studi kelayakan diselesaikan. (Red/Adm)







