PURUK CAHU – Anggota DPRD Murung Raya (Mura), Dina Maulidah, S.HI menyoroti pernikahan dini sebagai salah satu faktor utama penyebab stunting di daerah tersebut. Menurutnya, pernikahan dini tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik pasangan muda, tetapi juga menjadi ancaman serius terhadap terwujudnya generasi emas Indonesia 2045.
“Pernikahan dini jadi faktor utama dalam kasus stunting yang terjadi, karena pada masa ini alat reproduksi dari pasangan usia muda masih belum siap untuk dibuahi,” jelasnya, Rabu (6/11/2024).
Politisi PKB ini mengungkapkan dampak serius yang ditimbulkan oleh pernikahan dini, termasuk risiko kesehatan yang sangat berbahaya, seperti kematian saat melahirkan, perdarahan, preeklampsia, dan stunting. Selain itu, ia juga menyoroti dampak psikologis yang bisa dialami oleh pasangan muda yang belum siap mental dalam menghadapi berbagai tantangan rumah tangga.
Dirinya mengakui bahwa meskipun undang-undang telah mengatur batasan usia pernikahan, kenyataan di lapangan masih sangat memprihatinkan. Salah satu penyebabnya adalah rendahnya kualitas sumber daya manusia dan pola pikir masyarakat yang masih kurang dalam memahami dampak pernikahan dini.
“Masyarakat harus diajarkan bahwa pernikahan di usia muda bukanlah pilihan yang baik, terutama untuk kesehatan dan masa depan anak-anak mereka,” tambahnya.
Sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan ini, ia menekankan pentingnya peningkatan kualitas pendidikan sebagai langkah awal untuk mengubah pola pikir masyarakat.
“Pendidikan adalah kunci untuk mengubah pola pikir masyarakat dan mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan masa depan,” tambahnya.
Dirinya juga mengingatkan bahwa untuk mencapai cita-cita Indonesia Emas 2045, diperlukan persiapan yang matang, termasuk di bidang pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial.
Dia mendesak agar pemerintah dan masyarakat bekerja sama dalam mencegah pernikahan dini dan meningkatkan kualitas hidup generasi muda untuk memastikan masa depan yang lebih baik. “Pencegahan pernikahan dini harus menjadi prioritas. Jika kita tidak serius, maka impian kita untuk menciptakan generasi emas Indonesia 2045 akan sulit tercapai,” tandasnya.