PALANGKA RAYA – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Tengah (Kalteng) terus menunjukkan komitmennya dalam mendorong hilirisasi sumber daya alam (SDA) sebagai upaya meningkatkan nilai tambah dan kesejahteraan masyarakat. Salah satu langkah strategis yang tengah disiapkan adalah pembangunan fasilitas smelter di wilayah Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur.
Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Daerah Provinsi Kalteng, Leonard S Ampung mengungkapkan, bahwa rencana pembangunan smelter ini merupakan bagian dari strategi besar Pemprov dalam mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah, sekaligus menciptakan efek domino terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.
Lebih lanjut, Leonard menjelaskan, bahwa pembangunan smelter bukan sekadar proyek infrastruktur, tetapi juga menjadi instrumen penggerak ekonomi lokal. Diharapkan, hadirnya industri pengolahan di Sampit dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, baik dari sektor konstruksi maupun operasional nantinya.
“Lapangan kerja akan tercipta, aktivitas ekonomi masyarakat meningkat dan tentu akan berdampak pada penurunan angka kemiskinan,” tambahnya.
Terkait lokasi pembangunan smelter, Pemprov Kalteng menyebutkan bahwa pemilihan Sampit sudah melalui kajian teknis yang matang. Faktor efisiensi logistik, infrastruktur pendukung serta ketersediaan energi menjadi pertimbangan utama.
Pembangunan smelter di Sampit juga sejalan dengan strategi pengembangan kawasan ekonomi yang dirancang Pemprov, yang membagi Kalteng menjadi tiga zona utama: Barat, Tengah dan Timur. Zona Barat, termasuk Kotawaringin Timur, diproyeksikan sebagai kawasan industri pengolahan SDA dan pelabuhan.
“Kita ingin investasi tidak hanya datang untuk eksplorasi, tapi juga untuk pengolahan dan produksi. Itu sebabnya kita siapkan kawasan-kawasan ekonomi sesuai potensi lokalnya,” ujarnya.
Pemprov Kalteng kini tengah membuka komunikasi aktif dengan sejumlah investor nasional maupun internasional untuk mewujudkan pembangunan smelter tersebut.