BERITASERUYAN.COM- Dalam rangka memajukan sektor pertanian di Kabupaten Seruyan, pasangan calon bupati dan wakil bupati Seruyan Akhmad Pajriannor dan Totok akan berupaya mengubah mindset petani di wilayah setempat.
Hal itu disampaikan oleh pasangan dengan jargon PATEN tersebut saat menghadiri kegiatan temu tani yang digelar oleh Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Seruyan, bertempat di Aula DPRD Seruyan, Minggu (22/9).
“Yang jelas visi dan misi kita untuk sektor pertanian, yang pertama kita berupaya untuk mengubah mindset seorang petani, buat apa kita membuka lahan besar-besar sementara pola pikir meraka itu tidak mau berubah,” kata Pajriannor.
Menurutnya, mindset seorang petani yang diharapkan sehingga bisa mendorong majunya sektor pertanian di Bumi Gawi Hatantiring yakni petani yang memiliki pola pikir profesional, dalam artian selalu melaksanakan profesi tersebut dengan semaksimal mungkin.
“Seandainya dia itu hanya mengharapkan bantuan namun tidak melaksanakan dan memanfaatkannya dengan baik, maka susah dan percuma saja,” tegasnya.
Maka dari itu lanjut Pajri, penting yang pertama dilakukan apabila meraka dipercaya masyarakat kabupaten Seruyan untuk memimpin lima tahun ke depan sebagai bupati dan wakil bupati, yang pertama perlu dilakukan di sektor pertanian yaitu mengubah pemahaman atau pola pikir petani, disamping menggalakkan program-program penunjang sektor pertanian lainnya.
Dengan demikian dirinya meyakini pertanian Bumi Gawi Hatantiring akan dapat maju ke depannya, terlebih di daerah Seruyan Hilir dan Seruyan Hilir Timur yang memiliki lahan pertanian yang cukup luas khususnya padi. Selain itu dengan mindset petani yang profesional dengan menjadikan pertanian sebagai mata pencaharian juga diharapkan masa panen padi yang kini rata-rata hanya dilakukan petani sekali dalam setahun ke depannya dapat dilakukan sebanyak dua kali.
Sementara itu Totok menambahkan, bahwa mereka juga memiliki teknis dalam mengelola sektor pertanian di wilayah setempat. Sebagai contoh irigasi yang menjadi keluhan petani saat ini karena tidak berfungsi secara maksimal, sehingga mempengaruhi produksi padi di wilayah setempat.
“Untuk irigasi pertanian di bulan-bulan tertentu kadang kelebihan air, maka kita bikinkanlah tanggul-tanggul keliling, nah tanggulnya dapat di manfaatkan untuk tanam sayur, ceren di dalamnya untuk ikan sehingga tikus-tikus tiada lagi dan sawahnya juga teraliri air yang cukup,” ujarnya.
Dengan pertanian yang tersistem demikian, patani beserta keluarganya akan cerdas dan hidupnya lebih sejahtera, karena kebutuhan pangan mereka tercukupi dengan baik.
Pasangan Pajri-Totok juga tidak mengesampingkan problematikan pertanian lainnya, seperti permasalahan harga gabah yang rendah serta pemasaran. Mereka berkomitmen apabila terpilih akan mengatasi permasalahan tersebut dengan memprogramkan pembentukan semacam badan usaha daerah atau koperasi sehingga nantinya dapat mengakomodir hasil pertanian masyarakat. (Jib)