BERITASERUYAN.COM- Program Kampung Iklim atau Proklim merupakan program berlingkup nasional yang dikelola oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam rangka keterlibatan pemangku kepentingan untuk melakukan penguatan kapasitas adaptasi terhadap dampak perubahan iklim dan penurunan emisi gas rumah kaca.
Serta memberikan pengakuan terhadap upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim yang telah dilakukan yang dapat meningkatkan kesejahteraan ditingkat lokal sesuai dengan kondisi wilayah.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Barito Utara melalui Kepala Bidang tata Lingkungan Siti Hadijah mengatakan proklim adalah aksi bersama adaptasi dan perubahan iklim, yang dapat mitigasi mensinergikan berbagai pemangku kepentingan (kelompok masyarakat, pemerintah/pemerintah daerah, LSM, Asosiasi, Akademisi, dunia usaha, dll).
“Kampung iklim dalam kegiatan proklim adalah lokasi yang berada di wilayah administratif paling rendah setingkat RW atau Dusun dan paling tinggi setingkat kelurahan atau desa, atau wilayah yang masyarakatnya telah melakukan upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim secara berkesinambungan,” kata dia Siti Hadijah menyampaikan laporan Kadis Lingkungan Hidup saat pembukaan sosialisasi program Proklim, Rabu (6/12/2023).
Dikatakannya pada tahun 2023 Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Utara telah mendaftarkan 2 (dua) lokasi pada sistim registri nasional (SRN) sebagai lokasi proklim yaitu Kelurahan Melayu dan Desa Pendreh yang mendapat penghargaan kategori Madya atas partisipasinya dalam mengembangkan Program Kampung Iklim (proklim).
Adapun kata dia manfaat dari Proklim, yaitu manfaat ekonomi, manfaat lingkungan dan manfaat pengurangan dampak perubahan iklim. Dimana manfaat ekonomi yang didapat seperti peningkatan pendapatan, penghematan pengeluaran rumah tangga, manfaat lingkungan seperti terdapat perbaikan lingkungan, muncul sumber mata air baru, peningkatan kesuburan tanah, penyelamatan panen dan lainnya.
Sedangkan katanya lagi manfaat pengurangan dampak perubahan iklim seperti frekuensi kejadian banjir, longsor, kekeringan, kebakaran hutan dan Lahan dan kejadian ekstrim dampak perubahan iklim berkurang.
“Esensi proklim adalah mendorong gerakan nasional adaptasi dan mitigasi pengendalian perubahan iklim dari tingkat tapak. Esensi yang terpenting adalah bagaimana pelaksanaan aksi adaptasi dan mitigasi di lokasi, sejauh mana kegiatan tersebut mampu memberikan kontribusi nyata pada lingkungan seperti pengurangan resiko bencana atau dampak perubahan iklim, konservasi air, ketahanan pangan, pengelolaan sampah dan limbah, konservasi energi dan penguatan kelembagaan yang berkelanjutan,” imbuhnya.
Dijelaskannya, sosialisasi yang kita laksanakan pada hari ini diikuti sebanyak 60 peserta yang berasal dari perusahaan di wilayah Kabupaten Barito Utara, Camat Barito Utara, perwakilan kepala desa dan OPD terkait dalam pembinaan proklim.
“Kami mohon partisipasi bapak dan ibu peserta untuk dapat mengikuti sosialisasi pada hari ini sampai dengan selesai sehingga nantinya akan banyak lokasi pada Kabupaten Barito Utara yang bisa diusulkan sebagai kampung iklim pada sistem registri nasional (SRN),” pungkasnya. (aul)