Penulis : Muhammad Yasir
SEPERTINYA Pemilihan Legislatif (Pileg) tahun 2024 di Kabupaten Seruyan mendatang persaingan menduduki kursi di legislative Kabupaten Seruyan akan cukup berkeringat bagi para politikus yang maju di Pileg Seruyan, pasalnya munculnya sosok-sosok baru dan muda dengan berbagai latar berlakang akan yang bertarung pada perta demokrasi rakyat lima tahunan itu tentu akan mewarnai perta lika liku pileg itu nantinya. Seperti halnya sosok muda dari Desa Ayauan Kecamatan Seruyan Tengah Kabupaten Seruyan Solihin, yang juga menyatakan sikap akan maju menjadi wakil rakyat 2024 mendatang di daerah pemilihan (dapil) III meliputi Kecamatan Batu Ampar, Kecamatan Seruyan Tengah, Seruyan Hulu dan Suling Tambun melalui partai Golkar.
Solihin yang merupakan anak dari pasangan Achmad Marwi (Pembuang Hulu I) dan Hatmi (Tumbang Manjul) dan kini telah menyelesaikan study di Poltekkes Kemenkes Banjarmasin (2021) dan melanjutkan profesinya selama setahun di Poltekkes Kemenkes Malang (2023) kini merasa terpanggil untuk kembali ke kampung halamannya untuk ikut memperjuangkan kemajuan wilayahnya yang dinilainya cukup terbelakang dari segi kebijakan pembangunan pemerintah setempat.
Sosok muda dengan usia 24 Tahun yang juga merupakan salah satu cucu dari veteran di Kabupaten Seruyan ini, menegaskan banyak kesenjangan yang terjadi di wilayah setempat yang harus disuarakan dan diperjuangkan olehnya apabila diizinkan menjadi wakil rakyat kedepannya. Seperti, masalah pelayanan kesehatan, infrastruktur pendidikan, akses ekonomi, akses jaringan komunikasi yang kerap bermasalah, listrik yang tidak merata dan keterbukaan lapangan pekerjaan bagi seluruh lapisan masyarakat, terkhusus masyarakat tidak mampu. Hal inilah yang membuat dirinya terpanggil untuk ikut bersaing dengan para politikus lainnya untuk ikut memperjuangkan kemajuan wilayahnya.
“Pelayanan kesehatan di dapil III ini sangat membutuhkan perhatian oleh pemerintah, karena baik infrastruktur maupun akses relatif belum maksimal. Sehingga, membuat banyak tenaga kesehatan (Nakes) maupun masyarakat mengeluh. Anda mungkin tidak mengetahui bagaimana menyedihkannya menjadi masyarakat di sini yang notabe cukup jauh dari pusat kota, tetapi saya melihat dan menganalisa sendiri bahwa masyarakat kita membutuhkan pelayanan kesehatan yang maksimal. Terkhusus masyarakat yang tinggal di wilayah yang secara akses jauh dari pusat kota, sehingga apabila mengalami sakit mereka memerlukan waktu perjalanan hingga berjam-jam. Sungguh, saya tidak membayangkan apabila terjadi sesuatu pada mereka. Terlebih khusus lagi, masyarakat kita yang tinggal di perbatasan Kalimantan Tengah (Kalteng) dan Kalimantan Barat (Kalbar)”, katanya.
Oleh karena itu, dirinya berpendapat, masalah pelayanan kesehatan ini tidak bisa didiamkan begitu saja. Ia tidak ingin masalah tersebut menjadi masalah yang berkelanjutan dalam setiap rezim kekuasaan di Kabupaten Seruyan. Menurut hematnya, salah satu solusi untuk menyelesaikan masalah ini ialah dengan membenahi arah kebijakan kesehatan di Kabupaten Seruyan yang memprioritaskan wilayah yang jauh, seperti dapil III. Untuk mewujudkan hal tersebut harus terjadi sinergi antara pihak legislatif dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Seruyan secara khusus Dinas Kesehatan (Dinkes). Kemudian perlu dibentuk tim untuk mengobservasi lapangan. Dengan demikian, masalah pelayanan kesehatan dapat diselesaikan secara berkala dan terkendali.
Berbekal pengalaman organisasi di Angkatan Muda Partai Golkar, Solihin melihat bahwa pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM) di dapil III juga menjadi masalah tersendiri. Salah satu pemicunya adalah infrastruktur pendidikan. Ia menilai, pendidikan menjadi kebutuhan penting dalam kehidupan manusia di zaman modern ini, dimana setiap orang dituntut untuk mengikuti perkembangan teknologi dan semangat zaman. Apabila pendidikan hanya didapat oleh segelintir orang saja, maka ketimpangan sosial akan terjadi.
“Falsafah pendidikan itu jelas ‘mencerdaskan kehidupan bangsa’. Oleh karena itu, dalam masalah ini, pendidikan sudah tentu menjadi tanggung jawab negara melalui daerah untuk menjamin setiap orang mendapatkan atau mengenyam pendidikan yang layak dan sederajat. Akan tetapi yang terjadi tidak demikian. Kita tidak boleh membedakan masyarakat satu dengan masyarakat yang lain. Dalam hal ini, ekonomi masyarakat tidaklah sama. Saya melihat, banyak generasi milenial memilih untuk tidak melanjutkan pendidikannya karena akses dan biaya yang relatif mahal,” ujarnya.
Sosok muda ini, juga berpendapat bahwa sektor perekonomian di dapil III belum maksimal dan menyebabkan roda perekonomian masyarakat tidak berjalan dengan lancar. Bahkan, setelah dirinya melakukan penjaringan di masyarakat, mayoritas mengeluhkan infrastruktur jalan yang rusak. Sehingga perekonomian masyarakat terhambat. Dan masalah tersebut berdampak fatal pada keberlangsungan hidup masyarakat, termasuk pendidikan.
“Kita memerlukan regulasi-regulasi yang mengutamakan kepentingan masyarakat, sehingga arah kebijakan benar-benar memprioritaskan pemerataan kesejahteraan dan kemakmuran. Tanpa hal tersebut, hemat saya, sampai kapan pun dapil III ini akan tetap berada dalam bayang-banyak ‘ketertinggalan’,” katanya.
Sebagai salah satu perwakilan generasi milenial yang akan berkontestasi dalam Pileg 2024 mendatang, dirinya melihat bahwa generasi milenial sekarang tidak mendapat dukungan dari pemerintah. Terkhusus, generasi milenial yang mencoba peruntungan ekonomi melalui teknologi yang membutuhkan jaringan internet yang menunjang. Hal itu, tidak Ia lihat di dapil III karena akses jaringan internet di sana tidak maksimal dan sering bermasalah. Sehingga itu membuat aktivitas generasi milenial menjadi terhambat. Padahal, menurutnya, pemerintah sudah pasti telah menyiapkan anggaran dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk menyelesaikan masalah tersebut. Akan tetapi, hingga sekarang masyarakat belum merasakannya. Ia menilai, masyarakat juga memiliki hak atas APBD di Kabupaten Seruyan. Oleh karena itu, dalam setiap pembahasan dan pengesahan APBD harus dikawal dengan ketat lembaga perwakilan rakyat agar pada pelaksanaannya tepat sasaran.
Selain itu, faktor penentu kemajuan suatu wilayah menurut Calon Legislatif (Caleg) dari Partai Golkar Kabupaten Seruyan tersebut, harus diimbangi dengan pemerataan listrik. Bagaimanapun, menurutnya, listrik menjadi salah satu kebutuhan pokok masyarakat era digital sekarang ini agar dapat mengikuti perkembangan zaman. Di dapil III, masalah listrik menjadi suatu masalah yang krusial yang tidak terselesaikan. Padahal, Kabupaten Seruyan telah berdiri selama 21 tahun. Akan tetapi, selama itu, mayoritas masyarakat di wilayah tengah dan hulu belum bisa mengikuti perkembangan zaman dengan baik, sehingga banyak hal-hal terlewatkan begitu saja.
Melihat kondisi demikian, Achmad Marwi yang telah mengikhlaskan sang anak untuk berkonstelasi dalam politik Pileg 2024 mendatang berpesan, bahwa apabila Tuhan mengizinkan sang anak menjadi wakil rakyat, Ia ingin sang anak mementingkan dan mengutamakan mandat dan amanah masyarakat harus benar-benar diperjuangkan melebihi kepentingan apapun. Karena wakil rakyat dipilih oleh rakyat, dari rakyat, dan untuk rakyat. Sementara Hatmi, sang ibu, berpesan kepada sang anak, jangan biarkan orang-orang miskin menjadi semakin miskin. Ia ingin sang anak mengangkat derajat semuanya tanpa membedakan Suku, Ras, dan Agama (SARA), karena semua orang bernilai sama di mata Tuhan.
Dengan pesan-pesan dari kedua orang tercinta itu, Mantri Muda yang gagah dan berkarismatik itu mantap melangkah dan berjuang demi kemaslahatan dan mandat masyarakat yang tersemat dalam setiap langkah dan ingatannya. Walau bagaimanapun, ridho kedua orang tuanya akan turut berperan dalam langkah perjuangannya. Oleh karena itu, dirinya berpesan kepada generasi milenial secara khusus dan masyarakat Bumi Gawi Hatantiring pada umumnya untuk menggunakan hak politik dan hak pilihnya dalam pesta demokrasi tahun depan agar digunakan sebaik-baiknya dengan hati, akal sehat, dan nurani untuk memilih wakil rakyat yang benar-benar bekerja dan berjuang untuk kepentingan rakyat.
“Saya adalah bagian dari generasi milenial yang terpanggil untuk terlibat dalam Pileg 2024 mendatang. Saya juga bagian dari kesedihan dan permasalahan masyarakat di dapil III. Oleh karena itu, secara moral, masalah yang terjadi di wilayah ini juga menjadi tanggung jawab saya untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu, gunakanlah hak politik dan hak demokrasi kita dengan hati, akal sehat, dan nurani untuk memilih wakil rakyat yang benar-benar bekerja dan berjuang untuk kepentingan masyarakat, bukan diri sendiri,” pungkasnya. (tim Berita Seruyan)